DIAM – DIAM SUKA
(Oleh : Khoerul Umam)
S
|
etelah
kajadian itu, rasa cinta gue mulai luntur. Tak ada komunikasi, dan gue pikir
dia juga sudah melupakan gue. Namun gue selalu positive thinking agar gue dapat
hal-hal yang positif. Gue udah menyesal, namun sekarang tinggal Fery teman gue
yang merasakan Diam-diam suka.
Namun
gue yakin Diam-diam suka itu bukan penyakit menular tapi apa yang terjadi pada
si Fery benar-benar terjadi. Gue udah nyaranin ama dia supaya cepet-cepet
nembak, namun dia juga sama kayak gue, alasannya belum siap.
“Udah
bro tembak aja tuh si Putri (incaran si Fery)” tanya gue
“gue
belum siap bro” jawab si Fery
“loh
si sukanya niru gue, gue dulu sakit mata, gue gak mau kalau loh lebih buruk
dari sakit mata”
“tapi
bro gue belum siap, mungkin gue butuh beberapa hari untuk berfikir”
“ok
lah terserah loh, gue ama Riko siap bantu eloh, ya itung-itung bayar hutang gue
dulu yang udah bantuin gue”
“terima
kasih kawan kau sangat menyentuh hati”
“Hha
lebay luh”
Sebenarnya,
menurut gue si Fery itu sangat mudah untuk mendapatkan seorang cewek, apalagi
yang ia sukai. Orangnya sedikit cakep, pintar dikit, tapi bodoh. Ya, dia bodoh
karena ketika dia bertemu langsung, dia seperti orang linglung.
Bodohnya
sih sama kayak gue, karena gue juga pernah seperti itu, namun beda, kalau gue
itu berkelas, kalau si Fery, ahsudahlah.
Dia
selalu memperhatikan si Putri kalau lagi dikelas, tempat duduk yang dekat jendela
memudahkan dia untuk melihat gerak-geriknya. Namun , kalau sedang melihat
cewek, dan kemudian cewek itu melihat kembali, Si Fery langsung membuang muka,
bodohkan? Kalau gue, mungkin akan gue kasih kedipan terindah sepanjang hidup
gue.
Pernah
suatu ketika, si Fery lagi memperhatikan si Putri, dan pas si putri menoleh ke
arahnya dia langsung membuang mukanya dengan kecepatan melebihi valentino
Rossi, dan kepalanya mengenai temannya yang kemudian temannya di bawa kerumah
sakit terdekat karena kepala temannya mengeluarkan darah.
Orang
yang diam-diam suka itu sebenarnya mempunyai rasa sakit yang mendalam, apalagi
jika orang yang dicintainya sedang bercanda dengan cowok yang lain. Argh...
pasti orang itu sangatlah cemburu.
Sama
seperti gue, Fery juga banyak berlatih untuk mendapatkan gebetannya. Namun dia
lebih parah. Selain mencari cara bagaimana cara mendapatkan orang yang
dicintai, dia juga sangat sering nonton sinetron ftv yang menurut gue sangatlah
alay.
Waktu
itu gue, Riko dan Fery sedang berada di kamar mandi, seperti biasa kami selalu
bertiga jika kemana-mana. Disaat itulah Fery melihat Putri yang sepertinya dari
perpustakaan meminjam buku.
“ada
putri tuh bro” kata Fery dengan nada senang
“iya
udah tau, emang kenapa” jawab Riko
“gue
punya trik nih, trik ini gue dapatkan dari ftv indonesia”
“apa
ftv? jadi loh sering nonton ftv?” tegas gue
“iya
bro semenjak gue cinta ama seseorang gue jadi semangat lihat ftv, gue pengen
belajar bagaimana caranya merayu cewek, menembak cewek dan lainnya” jelas Fery
“tapi
gak harus nonton ftv juga kan? Alay tau” kata Riko
“udah-udah,
nih liatin trik gue”
“emang
trik loh apaan?” kata gue penasaran
“gue
akan pura-pura jalan kearahnya dan pura-pura gak lihat terus gue akan
menabrakan diri gue ke dia dan bukunya jatuh lalu aku ambil sambil bertatapan”
jelas Fery
“terserah
loh deh” kata Riko
Briliant
juga trik si Fery, namun menurut gue itu sangatlah berlebihan.
Fery
mengajak gue dan Riko untuk jalan di lorong sekolah mendekati si Putri, sengaja
si Fery membalikan arahnya dan berjalan mundur agar bisa bertabrakan dengan si
Putri.
“loh
yakin bro akan berhasil” kata Riko
“gak
yakin sih, tapi gue harus positive thinking” jelas nya
Tak
lama kemudian, muncul guru killer di depan pintu sambil membawa segelas teh.
“wah
gawat bro” kata gue ke Fery
“gawat
kenapa?” jawab Fery
“tengok
aja sendiri”
“aah..kalo
gue nengok ntar gagal lagi triknya”
“tapi
bro loh harus nengok dulu”
“udah
tanggung nih hampir bertabrakan”
“tapi
bro” kata Riko
“iya
bro, tapi” sambung gue
“tapi
apa?” Fery bingung
“di
belakangmu ada guru bego” kata gue dan Riko
Brakkkkk
Praaang. Fery menabrak pak guru sampai gelasnya pecah. Dan Putri lewat melewati
kami dengan santai.
“kenapa
loh gak ngomong dari tadi..” Fery ketakutan
“loh
sih gak mau dengar, kan gue udah bilang tengok kebelakang” kata gue nyesel
“m-m-maaf
pak maaf saya gak lihat bapak” Kata Fery sambil gemetar
“Cepat
beresin gelas nih, dan jika sudah pergi menghadap saya” Pak Guru berkicau
“mampus
dah gue..” Fery menyesal
“kita
bantu doa aja ya bro” kata gue Dan Riko
“Tidaaaak”
Ke
esokan harinya gue lihat Fery sedang sedih, mungkin karena kemarin dia gagal ‘menabrakan’
dirinya ke putri. Seperti biasa gue dan teman-teman mejeng di Kantin sekolah
bertiga. Disitu Fery terlihat galau.
“Hai
bro” Sapa gue
“hai”
jawab mereka
“kenapa
loh Fer, galau? Tenang men, sabar aja” kata gue sok menasehati
“iya
bro” jawab Fery loyo
“Eh
ntar malem temenin gue bisa gak bro, keluarga gue mau ngunjungi sodara gue, gue
sendiri gak seru nih bro” kata gue
“wah
kalau ntar malem gue juga mau nengok sodara di Rumah sakit bro, sory gak bisa”
Kata Riko menolak dengan lembut
“kalau
loh Fer?” tanya gue ke Fery
“gue
sih bisa aja” kata Fery
“ok
lah, sekalian nanti kita ngomongin penyakit yang kita alami”
“penyakit
apa bro?” tanya Fery
“DDS”
jawab gue
“apa
tuh DDS?” tanya Fery bingung
“Diam-Diam
Suka” jelas gue
“ya
elah... ok lah”
“gue
tunggu ya bro”
Malam
itu gue di rumah sendiri karena keluarga gue mau ngunjungi sodara yang jauh.
Gue gak ikut karena gue mau sekolah jadi gue sendiri. Untung si Fery datang
pada malam itu.
“Hai
bro..” sapa Fery
“eee...
ko loh keliatannya masih galau aja bro” jawab gue
“gue
bingung bro, gue harus ngapain lagi, gue capek ngejar cewek yang belum tentu
cinta ama gue” jelas Fery
“gue
dulu juga sama bro, ah udah masuk aja dulu nanti kita diskusikan” jawab gue
Di
dalam rumah gue sama Fery ngobrol mengenai orang yang di cintai. Namun, Fery
kelihatannya sedang dilanda galau berat, sebagai temen gue saranin dia untuk
nembak si Putri.
“udahlah
bro loh tembak aja si putri” jelas gue
“ya
bro, mungkin gue harus nembak dia, daripada gue galau seharian memikirkan dia”
lanjut Fery
“urusan
di tolak nanti aja di pikirkan belakangan. Gue juga sama dulu, gue dulu takut
dan setelah gue di tolak gue biasa aja tuh, kalau kita di tolak saat nembak,
itu artinya tuhan sedang menyiapkan yang terbaik buat kita bro” kata gue sok
Mario Teguh
“iya
juga sih bro, ya udah deh gue tembak dia”
“itu
baru teman gue”
Fery
mengambil handphonenya dan dia mulai memasukan no Putri, saya rasa dia akan
menghubunginya. Gak kaya dulu gue pake sms untuk nembak dia.
“masuk
bro” kata Fery
“bagus
itu” jawab gue
“Hallo”
Putri menjawab panggilan
“H-h-hallo,
ini putri ya?”
“iya
ini siapa ya?
“gue
fery, anak kelas delapan yang selalu liatin kamu di kantin”
“maaf
aku gak ingat, ini fery yang pake topi bukan?” tanya putri penasaran
“ekh
bukan-bukan, gue fery gak pake topi, selalu di kantin bersama dua orang bodoh
teman gue” jelasnya
“Apaaaa..gue
bodoh” Gue kesel
“ssst..ini
hanya akting aja” jelas Fery
“Ohhh...Fery
bencong ya?”
“Bro
dia ngatain gue bencong?” kata Fery ke gue
“Tutup..bro....tutuuuup!”
tegas gue
Sepertinya
Fery kesal akan jawaban si putri, dia di sangka bencong sama si putri. Gue
suruh tutup tuh hp karena gue melindungi harga diri teman gue. Masa iya si fery
suruh jawab ‘iya aku fery bencong dan malam ini aku akan ngetem di terminal'
Saat
kami sedang menyelesaikan masalah, tiba-tiba si putri nelpon ke si Fery lagi,
sudah pasti si fery seneng kayak dora yang sudah melakukan perjalanan jauh.
“ekh
si putri nelpon lagi” kata fery kegirangan
“wah
kesempatan bagus bro, cepet jawab” kata gue
“Hallo”
sapa Putri
“iya
hallo” jawab Fery rada gemetar
“maaf
soal tadi, aku gak sengaja ngomong” putri meminta maaf
“oh
iya... gak papa kok”
“bisa
gak kita besok ketemuan?”
“dia
ngajak ketemuan bro” kata fery ke gue dengan mata penuh air mata
“bener
bro?, selamat bro, cepet jawab bro” kata gue memberi ucapan selamat
“iya
boleh put, ketemuannya dimana?” tanya fery ke putri
“di
kantin bisa kan?”
“bisa-bisa”
Kata Fery seneng “Terima kasih...Tuhan”
Ke
esokan harinya Fery kelihatan sangat berbeda dari biasanya, yang biasanya
sedikit ngawur dalam berpakaian, sekarang dia lebih rapi. Yang tadinya bau,
sekarang sedikit wangi. Ingat hanya sedikit.
Gue,
Riko dan Fery udah mempersiapkan sebuah rencana, jadi nanti fery duduk di
pinggir kami berdua, karena kalau kami bersama fery, nanti kami di sangka
bodoh.
Setelah
lama menunggu, akhirnya si putri datang, dan wajah si Fery memerah bagai
strawbery yang baru mateng. Unyu banget.
“ini
fery yang semalem nelpon ya?” tanya putri
“iya
put, ini gue” jawab fery
“maaf
ya semalam saya salah sangka, kirain kamu fery yang kayak bencong itu, maaf ya”
“oh
gak apa-apa put” “ ekh ada yang mau aku beritahu sama kamu” kata fery sedikit
malu
“apa
itu?” putri penasaran
“sebenarnya
aku selama ini sangat mencintai kamu, tapi aku takut aku tak pantas buat kamu,
aku takut kamu kecewa. Tiap di dalam kelas aku sering memperhatiin kamu, saat
istirahat juga aku sering memperhatiin kamu. Aku ingin kamu tahu perasaanku,
aku sayang kamu, aku cinta kamu”
“katakan
fer...katakan fer...katakan fer..’ gue dan riko memberi semangat
“Mau
gak kamu jadi pacar ku?” kata fery sedikit ragu mengatakannya
“Yeahhhhh..”
teriak gue dan Riko seneng
“ih
aneh tuh orang” “iya aneh” teriak sendiri” kata orang lain yang ada dikantin,
sepertinya ditujukan ke gue dan riko
“waduh
jadi malu sendiri” kata gue dan Riko dalam hati
“maaf,
bukannya aku tak mau menerima kamu, tapi aku sudah punya pacar, maaf
ya..bagaimana kalau sahabat?”
“ooouhh...
sangat menyentuh hati” kata gue dan Riko
“ya
udah lah gak papa kok, semoga kamu bahagia dengan pacar kamu” jawab Fery kembali
galau
“maaf
ya aku mau pergi dulu, dahh” kata putri meninggalkan kami
“iya
dahh” jawab Fery
“gak
papa bro, ditolak itu wajar, untung loh mau jadi sahabatnya, lah gue” kata gue
menenangkan hati Fery
‘iya
bro sabar aja ya” Kata Riko sama menenangkan Hati fery
“iya
bro terima kasih, setidaknya gue sudah berusaha untuk ini”
“ekh
bel masuk tuh... cepat bro sekarang pelajaran guru killer” kata Riko
“oh
tidaaakk” teriak Fery
“kenapa
bro? Jangan-jangan loh gila karena diputusin tadi” tanya gue
“bukan
itu bro, kemarin gue menghadap tuh guru karena waktu itu gue nabrak tuh guru.
Terus katanya ada tugas tambahan buat gue hari ini”
“kasihan
banget hidup loh” kata gue dan Riko
Tidak ada komentar:
Posting Komentar